
Soft Launching Logo Muktamar oleh Ketum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Sekilas Tentang Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48
Muktamar adalah musyawarah tertinggi yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah dan Aisyiyah setiap 5 tahun sekali. Musyawarah ini membahas pergantian pimpinan dan merancang arah gerak organisasi 5 tahun mendatang. Biasanya pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah berbarengan waktu dan tempatnya.
Pada tahun 2020, akan dilaksanakan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48. Muktamar ini akan dipusatkan di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pada bulan Agustus tahun 2019 sudah dilaunching logo Muktamar Muhammadiyah dan Muktamar Aisyiyah. Logo tersebut memiliki desain yang keren dan makna yang mendalam. Dalam artikel ini anda dapat mengetahui makna dari logo tersebut.
Muhammadiyah memiliki 7 organisasi otonom (ortom) dibawahnya, yaitu: Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Hizbul Wathan dan Tapak Suci. Aisyiyah adalah ortom khusus yang memiliki banyak keistimewaan tersendiri. Selain itu Muhammadiyah memiliki ribuan amal usaha yang terdiri dari amal usaha pendidikan, amal usaha bisnis dan amal usaha sosial.
Logo Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48
Logo Muktamar Muhammadiyah ke-48
Gunungan
Gunungan/kayon dalam konsep Jawa adalah symbol tentang pohon kehidupan yang melambangkan seisi alam semesta. Dalam pagelaran wayang, gunungan digunakan sebagai pembuka dan penutup pagelaran, sebagai penanda setiap pergantian adegan/babak (jejeran).Bentuk gunungan angka 48 dalam tulisan Arab, menjadi simbol dari muktamar ke 48 yang menjelaskan estafeta dari periode ke periode menuju babak baru, yang menunjukkan langkah pergerakan dinamis dalam mencapai tujuan Muhammadiyah sebagaimana dicita-citakan KH Ahmad Dahlan.
Kaligrafi
Gubahan gunungan dibentuk dari angka 48 dalam kaligrafi Arab. Kaligrafi dan Arsitektur melambangkan peradaban dan seni Islam yang bernilai tinggi.
Panah ke atas
Angka 8 berbentuk seperti anak panah menghadap ke atas, melambangkan perkembangan dan tujuan organisasi dalam membangun/ membangkitkan Peradaban Islam yang Berkemajuan.Latarbelakang Alam Semesta dan Lintasan CahayaBackground dari gunungan adalah simbolisasi dari alam semesta, sekaligus menggambarkan lintas gerak cahaya (sinar) yang mencerminkan dinamisasi gerakan dakwah dan tajdid pencerahan Muhammadiyah di bumi Indonesia yang terus bergerak dinamis melewati ruang dan waktu guna mencerahkan semesta sebagai aktualisasi Islam Berkemajuan yang menyebarkan misi rahmatan lil-‘alamin.Berbentuk lingkaran melambangkan keterusmenerusan tanpa putus dan melintas batas. Semburat cahaya bersudut 48 menggambarkan energy, kekuatan, martabat, dan kecerdasan serta dapat diartikan juga sebagai simbol pencerahan yang menggembirakan dalam Muktamar ke-48 tersebut. Pancaran cahaya itu menyinari dunia sehingga menjadi rahmat bagi semesta.
Jenis huruf
Penulisan Muktamar, tema dan seterusnya menggunakan jenis huruf “Futura” yang mempunyai karakter kokoh, modern, dan futuristik dalam spirit Berkemajuan untuk memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta.
Logo Muktamar Aisyiyah Ke-48
Batik Truntum
Batik ini diciptakan Kanjeng Ratu Kencana, yakni Permaisuri dari Sunan Paku Buwana III yang menjadi salah satu dari tujuh motif Batik Solo yang paling memukau dunia. Secara etimologi, truntum itu sendiri berasal dari isitlah teruntum–tuntum (bahasa Jawa) artinya tumbuh lagi. Taruntum memiliki arti senantiasa bersemi dan semarak lagi. Batik truntum memiliki pola yang halus dan sederhana. Bermotif seperti taburan bunga-bunga abstrak kecil, atau menyerupai kuntum bunga melati. Terkadang berbentuk seperti bintang yang bertaburan di langit. Biasanya batik jenis truntum ini dipakai oleh pengantin perempuan dalam acara midodareni, dipakai juga pada acara panggih.Motif Batik Truntum sering dimaknai sebagai kasih sayang, penuntun atau bisa juga dimaknai sebagai panutan seperti gerakan dakwah Aisyiyah yang melintas zaman, yang telah melahirkan perempuan berkemajuan yang mencerahkan peradaban bangsa.
Bengawan Solo
Bengawan Solo adalah sungai kebanggan masyarakat Surakarta, kota tempat dimana Muktamar Aisyiyah akan digelar. Sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah analog dengan sikap rendah hati pada manusia. Air selalu ingin berguna bagi makhluk hidup yang ada di bawahnya. Ibarat pemimpin, air adalah pemimpin yang melayani. Jika ia berada di posisi teratas, maka ia akan menjadi pelayan bagi orang-orang yang membutuhkan di bawahnya. Air identik dengan sumber kehidupan, sumber inspirasi yang selalu mengalir bagaikan gerakan dakwah Aisyiyah yang melintas batas. Ikon bengawan Solo dan Batik Truntum dikemas dalam warna kuning-orange menggambarkan kehangatan, kecerdasan, semangat dan intelektual
Sang Surya / Bunga Matahari
Sinar berwana biru yang diambil atas dasar logo Aisyiyah yang bermakna dakwah yang mencerahkan, yang kemudian bentuknya dimodifikasi dengan salah satu ornament/elemen dari Gedung Siti Walidah, UMS menggambarkan tempat digelarnya Muktamar Aisyiyah 48
Jenis Huruf
Jenis huruf yang dipakai dalam penulisan logo menggunakan huruf Gotham Bold dan Gotham Book, Italic berwarna biru kombinasi hijau muda yang mengesankan modern, kokoh tetapi fleksibel/luwes. Penulisan menggunakan “huruf kecil” (lowercase) bermakna kesetaraan dan kelembutan
Salah Satu Venue Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 di Universitas Muhammadiyah Surakarta
Theme Song Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48
by: distro IPM